Umat Hindu di Singaraja Bali Peringati Hari Raya Galungan

Jurnalcakrawala.com – Kab.Singaraja Bali, Hari Galungan diperingati oleh umat Hindu setiap 6 bulan (210 hari) sekali yaitu pada hari Budha Kliwon dungulan (Rabu Kliwon wuku Dungulan), dan untuk tahun ini hari raya galungan dilaksanakan pada hari Rabu, 8 Juni.

Perayaan hari galungan dilaksanakan oleh seluruh umat Hindu di manapun, dan tentunya  umat Hindu yang berada di Singaraja Bali. Warga masyarakat setempat  sebelum melaksanakan upacara sembahyang di Pura terlebih dahulu melaksanakan sembahyang di rumah. salah satunya di rumah warga di Mrajan Griya sangsit Banjar celuk, dengan dipimpin oleh Jro mangku ketut Narmada, jro mangku nini ketut, jro mangku putu budi utama, dan jro mangku Wayan ruji selaku pemangku (pemimpin upacara) kegiatan sembahyang berjalan dengan lancar, aman dan penuh ketenangan.

Menurut Echa Nyoman Sumitra salah seorang warga yang mengikuti upacara sembahyang di Mrajan Griya sangsit Banjar celuk, bahwa hari raya galungan diperingati sebagai ucap syukur, dimana saat itu umat Hindu akan memberi dan melakukan persembahan pada Sang Hyang Widhi dan Dewa Bhatara. Dan hari galungan dirayakan juga untuk memperingati terciptanya alam semesta jagat raya beserta seluruh isinya, dan juga untuk merayakan kemenangan kebaikan (dharma) melawan kejahatan (adharma).

Hari galungan itu sendiri diperingati dengan serangkaian upacara hingga berakhir di hari Kuningan jarak antara galungan dan Kuningan adalah 10 hari.

Selain upacara/sembahyang pada hari galungan juga ada tradisi lainnya salah satunya yaitu pemasangan Penjor, di mana pemasangan penjor dilakukan sehari sebelum galungan atau tepatnya pada penampahan galungan penjor itu sendiri merupakan simbol dari naga Basuki di mana Basuki berarti kemakmuran atau kesejahteraan. Memasang penjor pada hari raya galungan juga merupakan wujud rasa bakti dan terima kasih kepada Ida sang hyang Widhi wasa atas segala kemakmuran dan kesejahteraan yang telah diberikan.(Hera)