Jurnalcakrawala.com – Bogor, Advokat Muda Nurdin Ruhendi,SH menyampaikan beberapa hal terkait pasca bencana di kecamatan Sukajaya pada tahun 2019 yang lalu, yang berdampak signifikan terhadap pelayanan administrasi bagi masyarakat terutama akses jalan.
Berdasarkan surat dari dinas Pertambangan akan menindak lanjuti surat perintah Bupati Bogor nomor 364/328 – sos pada tahun 2000, yang mana hasil laporan peninjauan lapanga bahwa lokasi kantor kecamatan saat ini sangat rentan dengan longsor terutama di kecamatan Sukajaya, dikarenakan disana ada gunung merapi muda yang bisa saja menjadi ancaman.
Berkaitan dengan hal tersebut mestinya kantor kecamatan tidak dibangun di tanah yang labil karena ini akan mengancam keselamatan. Mestinya kantor kecamatan ini di bangun di tanah yang stabil dan strategis yang dapat di akses semua desa. Dengan kondisi saat ini yang berlokasi di pasir Madang dikeluhkan sebagian masyarat karena jarak terutama masyarakat dari Desa Kiarasari.
Pemerintah daerah harus secepatnya mengambil langkah, kami akan sampaikan kepada Bupati Bogor atas keluhan masyarakat di kecamatan Sukajaya.
Kami pun akan mempertanyakan kajian teknisnya bila merujuk kepada surat dari dinas pertambangan berdirinya bangunan kecamatan saat ini.
Pada hal berdasarkan laporan peninjauan lapangan Dinas Pertambangan menyampaikan bahwa dilokasi saat ini rawan bencana dan masih ada segmen patahan longsor, hal itu juga disampaikan oleh Nurdin Ruhendi,SH.
Selain itu Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melakukan pemeriksaan pergerakan tanah di Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, pada tahun 2020.
Kepala PVMBG Kasbani menyebutkan ada beberapa faktor penyebab terjadinya pergerakan tanah di Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor.
Faktor pertama, kata Kasbani, tanah pelapukan yang bersifat sarang di kecamatan itu dan mudah meloloskan air.
Faktor kedua, bidang lemah berupa kontak antara tanah pelapukan batuan yang lebih segar sebagai bidang gelincir.
Faktor ketiga, kelerengan yang curam bahkan beberapa tempat hampir tegak.
Faktor keempat, di beberapa tempat terlihat kontak endapan gunung api dengan batu lempung (formasi Bojongmanik) dengan bidang perlapisan yang searah dengan kemiringan ke arah sungai. Kongsor di Harkat Jaya, Sipayung, Jayaraharja, Sukamulih, Pasirmadang masuk ke dalam DAS Sungai Cidurian sehingga dampaknya banjir membawa material longsor dan batu di sepanjang Sungai Cidurian dan melanda pemukiman di kanan kiri Sungai Cidurian. Dan faktor yang kelima yaitu curah hujan 301.6 mm dalam satu hari sebagai pemicu. Yang dilansir dari Kompas.com, Senin 10/21. (Red)