Otoritas Kirgistan Tangkap 11 Wartawan Yang Ekspos Korupsi
KIRGISTAN - Reporter Tanpa Batas atau RSF mengungkapkan bahwa otoritas Kirgistan sepanjang Selasa, 16 Januari, 2024 telah menangkap 11 wartawan terkait dengan investigasi kasus korupsi.
Penangkapan dimulai pada Selasa pagi yaitu di kediaman Makhabat Tazhibek, wartawan yang memiliki kanal investigasi di YouTube bernamanTemirov LIVE Dan Ait Air Dese.
Tak lama setelah penggeledahan dan penangkapan tersebut, menurut RSF, Kementerian Dalam Negeri Kirgistan mengeluarkan pernyataan bahwa peristiwa tersebut berdasarkan pada hasil "pemeriksaan linguistik forensik" pada konten yang ditemukan di media sosial Terminov LIVE Dan Ait Ait Dese yang dipublikasi pada 30 Desember 2023 lalu, yang mana proses hukum dilakukan berdasarkan hukum pidana setempat tentang "ajakan untuk kerusuhan".
Pendiri Terminov LIVE Bolot Terminov yang dihubungi RSF menyampaikan ketidaktahuannya terhadap apa yang dimaksud oleh Kemendagri itu.
Bolot Terminov adalah suami Makhabat Tazhibek yang saat ini hidup dalam pengasingan.
Menurut Bolot kemungkinan rangkaian penangkapan para wartawan ini terkait pemberitaan investigatif terkait Menteri Dalam Negeri Kamshy Kolbayev dan hubungannya dengan seorang pimpinan kriminal yang telah ditembak pihak keamanan pada 4 Oktober lalu.
Wartawan Terminov LIVE baru-baru ini menginvestigasi bisnis milik putra Presiden Japarov serta biaya pesawat yang dihabiskan presiden dan keluarganya ketiga merayakan Tahun Baru.
"Ke-11 wartawan yang ditangkap memiliki satu kesamaan. Mereka semua bekerja untuk kanal Terminov LIVE. Menginvestigasi korupsi bukanlah kejahatan dan polisi seharusnya tidak digunakan sebagai alat untuk mengintimidasi," kata Jeanne Cavelier, kepala RSF wilayah Eropa dan Asia Tengah dalam pernyataan tertulisnya.
Sehari sebelum penangkapan 11 wartawan ini, badan intelijen negara yang bertanggung jawab menangani terorisme menggeledah kantor portal berita independen 24.kg dan menginterogasi direkturnya serta dua editor lainnya sebagai bagian dari investigasi badan negara tersebut dalam perang melawan "perang propaganda" yang terkait dengan artikel tentang Ukraina.
"Kami mengecam perburuan terhadap jurnalis dan meminta otoritas Kirgistan untuk membebaskan mereka," tegas Jeanne. (***)