Miris, Nenek Tumi Sebatangkara Hidup dari Belaskasih Tetangga

Miris, Nenek Tumi Sebatangkara Hidup dari Belaskasih Tetangga

Smallest Font
Largest Font

Jurnalcakrawala.com

Nenek Tumi Djubaedah(67) Miris Hidup Seorang diri, Ia Berharap mendapatkan bantuan dari para dermawan. Lansia warga Rt 05 Rw 03 kp.Parakan Jati Desa Susukan, Kecamatan Bojonggede Kab Bogor hidup seorang diri.

” Saya makan sehari dua kali itu pun pemberian tetangga, air juga minta ke tetangga.” tutur nenek Djuabaedah kepada awak media. Para tetangga silih berganti memberi bantuan berupa makanan atau uang kepada nenek Djubaedah. Untuk berjalan pun ia tidak sempurna karena sakit dikakinya yang belum diketahui penyebabnya.

Kurang lebih dua tahun lalu seorang warga Kp. Parakanjati melakukan giat berbagi kepada warga yang tidak mampu, bertemulah ia dengan nenek Djubaedah. Warga tersebut membuat status di whatshap perihal keadaan nenek Djuabaedah, kemudian ditanggapi oleh salah satu staff Desa Susukan. Warga tersebut berfikir akan ada tindak lanjut dari pihak Desa, ternyata sampai saat ini nenek Djubaedah belum pernah terima bantuan apapun dari Desa.

E KTP adalah salah satu identitas kita sebagai warga negara Indonesia tidak dimiliki oleh nenek Djubaedah. Bagaimana ia bisa mendapatkan hak haknya sebagai lansia miskin yang seharusya mendapat perhatian dari pemerintah Desa.

Dimasa pademi ini pemerintah pusat menyalurkan Bantuan Sosial ( Bansos) berupa paket sembako atupun berupa uang tunai. Dalam “Pedoman Umum ( pedum) dijelaskan, untuk masyarakat berpenghasilan rendah/ keluarga miskin dan rentan, akan mendapatkan bantuan.

Bantuan sosial pangan bertujuan untuk mengurangi beban pengeluaran keluarga miskin dan rentan dalam memenuhi kebutuhan pangannya.

Nasib nenek Djubaedah jauh dari jangkauan Bansos yang saat ini sedang “viral” di distribusikan kepada warga yang membutuhkan.(Yuli)

Editors Team
Daisy Floren
Daisy Floren
Hera Author