Menparekraf: Sigap dan Tepat, Kunci Pengelolaan Krisis Kepariwisataan
Jurnalcakrawala.com – Dalam mengantisipasi bencana yang terjadi di sektor bencana pariwisata, Menparekraf Sandiaga Salahudin Uno berencana untuk memanfaatkan data Badan Nasional Penanggulangan Kencan (BNPB), BMKG dan intansi lainya untuk Manajemen Krisis Kepariwisataan.
Hal ini, disampaikan Menparekraf dalam Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana 2021, Jakarta (5/3).
Kemenparekraf, telah menyusun empat kerangka kerja dengan harapan dapat meminimalisasikan potensi kerusakan bencana. Upaya ini juga sejalan dalam mewujudkan pariwisata yang berkelanjutan.
“Bahwa Manajemen Krisis Kepariwisataan bukan suatu proses yang konstan. Bagaimanapun juga, hal tersebut sangat strategis karena tidak ada yang tahu pasti kapan krisis datang, kapan bencana datang, sebesar apa bencana tersebut, dan bagaimana dampaknya,” tutur Sandiaga Uno.
Lanjutnya, Sandi menjelaskan. “Namun, kita bisa mengantisipasi dengan melakukan inovasi pemanfaatan data dan informasi dari BNPB, BMKG, dan instansi lainya serta adanya kerja sama untuk beradaptasi dengan bencana yang terjadi,” ungkap Menparekraf Sandiaga Uno.
Terdapat 4 kerangka kerja terkait Manajemen Krisis Parekraf yaitu, fase kesiapsiagaan dan mitigasi, fase tanggap darurat, fase pemulihan, fase normalisasi, kerangka kerja ini dapat menjadi solusi yang sistematis dan tepat dalam menanggulangi bencana.
Penanganan sektor pariwisata yang sigap dan tepat terhadap kondisi krisis, baik yang diakibatkan bencana alam maupun nonalam, merupakan salah satu kriteria utama dalam membangun pariwisata berkelanjutan dan berdaya saing tinggi.
Sandiaga Uno berharap, “seluruh pemangku kepentingan pariwisata memahami risiko bencana dan krisis di wilayahnya, serta membekali diri dengan kemampuan pengelolaan krisis kepariwisataan,” jelas Sandi.
Sumber dilansir dari akun instagram@kemenparekraf.ri yang diunggah pada tanggal (5/3).
Red.