Maulidan Isbar Berniat Nyalon Bupati Tasikmalaya
TASIKMALAYA-JurnalCakrawala.
Anak muda ini punya daya survival yang konsisten. Terbukti setelah tidak berhasil dalam kontestasi DPD Dapil Jawa Barat pada Pileg lalu, kini ia kembali berniat maju mencalonkan diri sebagai Bupati Tasikmalaya.
“Lidan urang Tasik Kang… 6 tahun pernah nyantren di Salawu. Orang tua Lidan juga asli Rajapolah. Saudara dan teman-teman Lidan tersebar di Cisayong, Pager Ageung, Pada Kembang, Cipatujah, Salawu, dan lain-lain. Dua kakak Lidan juga dulu menuntut ilmu di pondok pesantren Cipasung dan Suryalaya. Itulah salah satu yang memotivasi Lidan ikut bertarung di ajang Pilbup mendatang,” jawabnya dengan suara yang mantap, khas anak muda.
Ya…, itulah Maulidan Isbar yang berhasil tim redaksi temui di Pondok Pesantren Nurul Amanah Rancak, Salawu, Tasikmalaya. Hari itu ia baru selesai mengisi tausyi’ah di tengah para alumni dan santri-santriwati Nurul Amanah yang dihadiri juga para asatidz-asatidzah dan masyarakat sekitar.
Dengan tinggi badan 171 cm dan berbobot 74 kg. Lidan kelihatan tegap dan segar. Senyum yang tidak pernah tanggal dari bibirnya menjadikan ia enak untuk diajak bicara oleh siapapun. Didikan santri sangat kentara dari perilakunya, tutur kata sopan dengan kalimat tertata rapih disertai sikap tubuh yang tawadhu. Pembawaannya tenang dan menjawab setiap pertanyaan dengan mantap tanpa keraguan.
Tekadnya bulat maju sebagai Bacalon Bupati Tasikmalaya. Ia telah mengambil formulir pendaftaran dari salah satu partai politik pemenang pileg.
“Secepatnya Lidan akan daftar dengan melengkapi persyaratan administrasi. Niat Lidan harus diimplementasikan dengan sungguh-sungguh, dan itu harus dimulai sejak awal,” ungkapnya dengan mata berbinar penuh semangat.
“Lidan tidak memiliki uang banyak untuk maju sebagai calon. Lidan memilih tidak maju sebagai calon independen. Lidan ingin membuktikan apakah partai menjaring calon dengan beauty contest berdasarkan kapabilitas dan kapasitas sesorang yang jadi penentu,” ungkapnya dengan tatapan mata riang lurus ke depan.
“Kita selama ini mendengar bahwa partai dalam menjaring calon pemimpin daerah ukurannya adalah siapa yang paling besar memberi mahar. Lidan akan buktikan itu. Jika Lidan lolos sebagai calon, maka partai yang mengusung terbukti obyektif menilai bukan uang ukurannya,” tandas pemenang Orasi Hari Tembakau Se-Dunia ini.
Maulidan Isbar adalah penerima CSR Indonesia Awward 2019 dan menjadi Wirausaha Muda Berprestasi Tingkat Provinsi Jawa Barat 2018. Ia adalah Co-Founder sekaligus CEO Kayuh Woodenbike Indonesia, yang memproduksi sepeda kayu listrik pertama di dunia. Jabatannya di organisasi seabreg. Lidan adalah Ketua Umum Kami Berani, Ketua Bidang Kajian dan Pengembangan Pariwisata Adwindo (Assosiasi Duta Wisata Indonesia), Pengurus Asidewi (Assosiasi Desa Wisata Indonesia) Chapter Jawa Barat, Founder Sekolah Wisata Indonesia, Pengurus Balawista (Lifeguard) Indonesia, Pengurus Bidang Pariwisata Halal MES (Masyarakat Ekonomi Syari’ah) DKI Jakarta, Ketua Bidang Pengembangan Pariwisata Yaraka Foundation Banten, dan jabatan lain di berbagai organisasi.
“Dari sejak nyantren Lidan aktif di organisasi, karena organisasi merupakan tempat kita berlatih manajemen, membiasakan diri bekerja dalam tim, memimpin orang dan yang penting melatih sensibilitas untuk memahami keinginan orang banyak,” ungkap mantan Presiden HMPI (Himpunan Mahasiswa Pariwisata Indonesia) dan ketu DKR Pramuka, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya ini.
Jalan yang harus dihadapi seorang calon kepala daerah tidaklah mudah. Seseorang tidak hanya cukup memiliki kemampuan, integritas dan kapabilitas, seperti seorang pemuda yang bernama Maulidan Isbar ini. Harus diakui bahwa masih banyak masyarakat kita belum obyektif dalam memilih seorang pemimpin, masyarakat masih pragmatis menentukan pilihan berdasarkan siapa yang bisa memberi materi lebih banyak, itulah yang dipilih..! Uang masih menjadi ukuran, itu tidak dapat kita pungkiri.
Maulidan Isbar mengisahkan pengalamannya ketika maju sebagai calon Senator (DPD). Ia harus berkeliling ke 27 kabupaten kota se Jawa Barat, padahal modal uang tabunganya hanya 3 juta rupiah lebih, sehingga Lidan menjadi calon DPD termiskin dan termuda.
“Alhamdulliah Lidan bisa menjalin silaturahim cukup luas dengan para tokoh Jawa Barat di berbagi tempat, dengan para ulama, dengan budayawan dan seniman, dengan tokoh politik, dengan para akademisi, dengan berbagai kalangan yang kesemuanya Lidan kungjungi tanpa pendekatan materi. Sering dengan uang pas-pasan hanya untuk bensin mobil, harus berceramah sambil sosialisasi di suatu tempat, pulangnya kadang dapat honor untuk membayar mobil sewaan, bagasi mobil pun penuh dengan oleh-oleh: rangginang, opak, kolontong, dawegan (kelapa muda – Red) dan ayam goreng,” kisah pemenang Lomba Video Branding Pariwisata Nasional ini seraya tersenyum mengenang masa-masa kampanye panjang dalam Pileg yang baru lalu.
Sekalipun pada akhirnya Lidan tidak terpilih sebagai 4 besar diantara 50 calon DPD Jabar; namun perolehan suaranya cukup signifikan, berhasil mengungguli beberapa calon lain yang telah keluar uang cukup banyak dalam berkampanye. Sekarang pun demikian, dalam menghadapi Pilbub Tasikmalaya tanggal 23 Juni tahun depan, modalnya adalah tekad kuat disertai kemampuan yang ia miliki. Sekjen Asosiasi Santri Indonesia dan mantan Ketua Senat Fakultas Pariwisata ini kesehariannya sibuk berbagi ilmu. Ia selain sebagai penceramah muda sering diundang menjadi juri lomba dan narasumber dalam berbagai acara seminar, workshop dan pelatihan.
Pemuda lajang yang baru berusia 25 tahun ini selain memiliki kemampuan bahasa asing (Inggris dan Arab) juga adalah praktisi industri kreatif dan pariwisata. Berbicara soal pariwisata hal ini sesuai dengan latar belakang akademiknya, Lidan merupakan sarjana lulusan Fakultas Pariwisata salah satu perguruan tinggi di Jakarta.
Akankah masyarakat Kabupaten Tasikmalaya memilih Maulidan Isbar sebagai pemimpinnya? Kita tunggu saja pada waktunya. Paling tidak ia menjadi alternatif calon pemimpin muda masa depan. Dan jika kelak terpilih, maka Tasikmalaya akan memiliki Bupati TERMUDA di Indonesia; dialah Maulidan Isbar..!. (Red/lk)