Kapan Sebaiknya Mengonsumsi Vitamin? Sebelum atau Sesudah Makan?
Vitamin memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga daya tahan tubuh. Daya tahan tubuh yang kuat, diperlukan oleh tubuh dalam mencegah masuknya berbagai penyakit terutama dalam keadaan pandemi seperti sekarang.
Akan tetapi, banyak orang yang masih merasa kebingungan kapan waktu yang tepat untuk mengonsumsi vitamin. Apakah sebelum makan atau sesudah makan?
”Secara medis, sebetulnya vitamin dikonsumsi baik pada pagi hari sebelum aktivitas karena penyerapan-penyerapan vitamin akan lebih optimal metabolismenya sebelum melakukan aktivitas,” ujar dr. Carlinda Nekawaty, Medical Expert dari Combiphar dalam Virtual Media Briefing Combiphar Health Desk, Senin, 28 September 2020.
Menurut dr. Carlinda, mengonsumsi vitamin pada pagi hari sebelum melakukan aktivitas dapat meningkatkan metabolisme energi dan akan lebih meningkatkan serta membantu aktivitas. Selain itu, ia juga menyarankan agar mengonsumsi vitamin setelah makan.
”Semua vitamin atau suplemen sebaiknya dikonsumsi setelah makan karena ketika dikonsumsi setelah makan, vitamin bisa berinteraksi dengan makanan. Dengan begitu, dapat membantu atau meningkatkan metabolisme atau penyerapan makanan yang kita konsumsi,” kata dr. Carlinda.
Beberapa orang juga memilih untuk mengonsumsi vitamin atau suplemen sebelum tidur. Menurut dr. Carlinda, hal tersebut pada dasarnya tidak dianjurkan. “Ketika dikonsumsi sebelum tidur, maka efektivitas dari vitamin atau suplemen yang dikonsumsi tidak akan maksimal karena sebelum tidur tubuh kita tidak melakukan aktivitas apapun. Justru yang terjadi akan menyebabkan penumpukan yang tidak akan membantu penyerapan vitamin,”katanya.
Kelebihan konsumsi vitamin juga memiliki efek yang tidak baik pada tubuh. “Komposisi dan dosis yang tidak tepat, terutama pada ibu hamil dan usia lanjut akan memiliki risiko tak hanya pada daya tahan tubuh tetapi juga kesehatan secara keseluruhan,” ujar dr. Carlinda.
”Kekurangan vitamin C dan B akan berpotensi menimbulkan anemia, penyakit jantung, dan menurunya sistem imun. Jika berlebihan, juga dapat menimbulkan risiko mulai dari diare hingga batu ginjal,” tutupnya.