Halaqah 1 Ponpes Al Wathoniyah, Rekomendasikan Tahun Politik yang Berkeadaban
JAKARTA-JurnalCakrawala.com
Pondok pesantren Al Wathoniyah sebagai salah satu pondok pesantren tertua di Jakarta, merespon dinamika politik yang terjadi saat ini dengan terjadinya banyak kegaduhan serta ancaman perpecahan dalam kebangsaan, juga ujaran kebencian dan berita bohong (hoax), menggelar Halaqah ke 1 Muhibbin Al Wathoniyah dengan tema “Tahun Politik Yang Berkeadaban”, yang dihadiri oleh Arif Fahruddin, M.ag selaku PP. Pesantren Al Watho iyah pusat, dengan menghadirkan nara sumber Kombes Pol. H. Johni Juhana, para alumni pesantren Al Wathoniyah, ormas islam dan para tokoh agama se-Jakarta di Jatinegara, Klender Jakarta Timur (29/07/2018).
Adapun hasil Taujihat Alwathoniyah ke 1 adalah :
Salah satu tujuan dibentuknya sebuah negara adalah untuk tercapainya kesejahteraan lahir dan batin bagi warga negaranya dengan sistem Demokrasi yang dalam konteks Indonesia terwadahi dalam sila ke 4, serta dalam prinsip islam adalah musyawarah/mufakat.
Pemilihan Presiden/Wakil Presiden, Kepala Daerah, anggota legislatif adalah mekanisme yang ditempuh untuk mewujudkan negara yang Adil, Makmur dan Aman, karenanya untuk menyongsong tahun politik 2018 dan 2019 maka keluarga besar Muhibbin Al Wathoniyah menyampaikan pesan :
1. Asset terbesar bangsa Indonesia adalah persatuan, persaudaraan dan kerukunan agar jangan dikorbankan untuk kepentingan sesaat pada Pilpres, Pilkada dan Pileg yang bersifat sementara.
2. Mengedepankan berbaik faham dan sangka (Husnul Tafahum) antar elemen bangsa diantara tokoh agama, pemerintah dan tokoh masyarakat. Antar ormas hindari berburuk sangka dan faham, juga jangan mudah terprovokasi berita hoax dan ujaran kebencian (hatespeech) yang mudah ditemui di medsos serta tidak jelas validitas juga kebenarannya.
3. Menghimbau kepada masyarakat agar memilih pemimpin yang berintegritas/jujur ( shiddiq ), terpercaya ( amanah ), menunaikan amanah rakyat ( tabligh ), cerdas ( fathonah ), berkualitas, dekat kepada rakyat serta memiliki rekam jejak yang bagus sebagai salah satu syarat perjalanan bangsa yang maju dan sejahtera.
4. Mari tingkatkan pemahaman politik umat islam agar siap menjadi pemimpin di masa depan, kuat disektor kemampuan ekonomi, cerdas dalam pendidikan dan ber akhlakul karimah kepribadiannya dan akhlaknya.
5. Mari perkuat rasa cinta tanah air dimana Pancasila dan UUD 1945 termasuk didalamnya, sebagai mana ditunjukkan dalam Al Qur’an bahwa Nabi Ibrahim AS selalu mendoakan negeri Mekah menjadi Negeri yang aman, sejahtera dan bertakwa kepada Allah SWT, dan Nabi Muhammad AS mencontohkan agar umat islam hidup berdampingan dan penuh toleransi kepada pemeluk agama lainnya, sehingga Indonesia menjadi negara yang Baldhatun Thayibbatun Wa Rabbun Ghofur.
Semoga negara kita diberi keamanan dan ridha Allah SWT, dalam demokrasinya untuk mewujudkan kehidupan yang religius serta kehidupan negara yang makmur, rukun dan sejahtera (Nashbul imamah li hirasatid din wa siyasati duyna). Aamiin.
Demikian Maklumat ini disampaikan. (hilman/nuriman).