Bupati Bandung Perkuat Agrobisnis Melalui Jagung
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung optimistis komoditas jagung akan menjadi penopang daerahnya sebagai sentra agrobisnis. Komitmen itu disampaikan Bupati Bandung H Dadang M Naser dalam acara Korporasi Jagung di Desa Ciaro, Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung, Rabu (21/10).
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bandung yang juga Pj. Sekda Kabupaten Bandung Ir H A Tisna Umaran hadir mendampingi bupati Bandung dalam acara Korporasi Jagung. Dalam kegiatan Korporasi Jagung, bupati Bandung sempat melepas penjualan jagung dari Koperasi Sinar Jagung Priangan ke PT. Harim Farmsco Indonesia Cianjur.
Bupati Bandung H Dadang M Naser mengapresiasi kegiatan Korporasi Jagung. Menurut dia, dalam sebulan, perputaran nilai uang pada pengolahan jagung di Kecamatan Negrag mencapai Rp 17 miliar. Dengan data tersebut, kata dia, bisnis jagung memiliki prospek yang sangat signifikan.
Dengan adanya korporasi jagung, papar dia, maka jagung asal Kabupaten Pangandaran, Ciamis, dan Tasikmalaya bisa turut dipasarkan. Dadang berharap, peran korporasi jagung dipastikan akan mampu meningkatkan ekonomi petani dan masyarakat.
Dalam kesempatan itu, Bupati Dadang turut memberikan bantuan bibit jagung kepada petani. Selain itu, pihaknya juga memberikan penghargaan kepada sejumlah petani yang berprestasi. Pemkab Bandung bersama pengelola Korporasi Jagung tengah menyiapkan lahan seluas lima hektare untuk sarana penjemuran dan gudang modern.
‘’Kami yakin, korporasi jagung dapat menjaga harga jual demi perekonomian para petani,’’ ujarnya. Pihaknya siap mendorong para petani untuk terus berinovasi dan meningkatkan kuantitas serta kualitas produksi jagung.
Mengingat, tegas Dadang, hingga kini untuk pemenuhan kebutuhan jagung di dalam negeri masih mengandalkan impor. Hadirnya ajang Korporasi Jagung, tegas dia, diarahkan untuk mengikis ketergantungan impor jagung.
Pj. Sekda Kabupaten Bandung Ir H A Tisna Umaran mengatakan, produksi jagung yang dihasilkan para petani di Desa Ciaro, Kecamatan Nagreg, hingga kini masih dipasarkan dalam kondisi pipilan kering. Oleh karena itu, imbuh dia, hasil olahan itu hanya bisa dijadikan pakan ternak setengah jadi.
Ke depannya, Tisna berharap, jagung yang dijual sudah sudah dalam proses pengolahan akhir. ‘’Per hari saja, di Koperasi Sinar Agung Priangan saja bisa menyuplai jagung sebanyak 200 ton pipilan kering,’’ ujarnya.
sumbr:republika