2 Tahun Kembangkan Literasi, Rumah Baca Sang Pembelajar Belum Dilirik Pemerintah
BOGOR-JurnalCakrawala.com.
Pegiat literasi atau orang-orang yang giat membaca, berupaya membudidaya dan menularkan minat membaca dan menulis. Literasi merupakan kegiatan yang dapat mendorong anak-anak berkembang dengan membaca dan penulis, untuk itu membutuhkan interaksi dengan seseorang yang menguasai literasi.
Terkait hal itu, Rumah Baca Sang Pembelajar yang berlokasi di Perum Ambar Bogor Regency, 3 F1, No. 2, Desa Nagrak, Kabupaten Bogor gencar menyelenggarakan berbagai kegiatan lokakarya dan juga bedah buku. Rumah Baca tersebut dikelola oleh 3 pemuda yang peduli akan litersi, yaitu Farid, Ragil dan Aki.
Di tempat tersebut, tidak hanya menyajikan berbagai macam buku, mereka tidak jarang menggagas kegiatan-kegiatan guna memancing daya tarik pengunjung untuk datang dan sudi untuk membaca. Salah satunya kegiatan lokarya yang digelar pada hari Sabtu (26/01) lalu. Pada kesempatan tersebut, dihadirkan sebagai pembicara yang ahli dibidangnya, Antaralain : Mbak Ami (Redaktur Senior Radar Bogor), dan Sandi Ilham (Ketua Persatuan Jurnalistik Indonesia Kota Bogor).
Sementara, pendiri Rumah Baca Sang Pembelajar, Wildan F Mubarock, mengatakan, selepas acara itu, tepat pada pukul 14.00 WIB. Rumah Baca yang dikelola oleh Farid, Ragil dan Aki menyelenggarakan bedah buku sekaligus launcing buku Labirin Sang Pujangga karya Bstrong. “Buku yang diterbitkan oleh langit Arbiter pun akhirnya nongkrong asyik di pojok baca,” kata Wildan kepada wartawan, Minggu (27/01/2019).
Namun, Wildan, pria yang merupakan seorang pengajar di Universitas Pakuan Bogor, mengungkapkan berdirinya rumah baca tersebut sudah berlangsung 2 tahun lamanya. Lalu ia pun menegaskan bahwa rumah baca tersebut belum pernah mendapat perhatian dari pemerintah.
“Sudah 2 tahun, kebetulan saya rajin beli buku. Bantuan dari pemerintah belum pernah. Kita juga belum mengajukan. Masih bisalah sisihkan dari gaji untuk operasional,” tegas Wildan.
Menurutnya, dengan semangat dan keyakinan yang terus ia utamakan, rumah baca akan terus berjuang untuk kegiatan literasi. Namun, ia mengeluhkan sarana maupun prasarana di rumah baca yang mengalami kerusakan dan butuh perbaikan.
“Iya, butuh rehab, atapnya bolong. Semoga Pemda (Pemerintah Daerah) atau Pemprov (Pemerintah Provinsi) turut membantu,” keluhnya.
Kemudian, tambah Wildan, dirinya menginginkan agar rumah baca tersebut menjadi tempat yang sangat meng-asikan dan membuat nyaman para pengunjung untuk terus belajar. “Saya harap Rumah Baca Sang Pembelajar jadi wadah berdiskusi dan tempat belajar bagi masyarakat (mhs/siswa). Dan dapat diperluas pula ruangannya, dibuat nyaman dan kece,” harap pria yang juga Pimpinan Redaksi di salah satu portal berita di Jawa Barat. (Red)