17 Relawan Vaksin Covid-19 Mundur
Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 Universitas Padjadjaran (Unpad), Bandung, Jawa Barat, Kusnandi Rusmil, menyebut 17 relawan mundur dari penelitian. Mereka memutuskan tak meneruskan uji klinis dengan beragam alasan.
“Ada yang pindah kerja, ada yang sakit,” kata Kusnandi kepada Medcom.id, Jumat, 6 November 2020.
Kusnandi tak memerinci berapa relawan yang sakit maupun pindah ke luar kota. Namun, ia memastikan relawan yang sakit bukan karena efek samping vaksin virus korona produksi perusahaan farmasi asal Tiongkok, Sinovac.
Kendati mundur dari uji klinis tahap tiga, 17 relawan itu tetap dipantau kesehatannya. Mereka juga mendapatkan fasilitas asuransi hingga penelitian berakhir.
Di sisi lain, Kusnandi membantah vaksin covid-19 yang tengah dikembangkan menimbulkan efek antibody-dependent enhancement (ADE). ADE ialah kondisi saat upaya peningkatan kekebalan tubuh justru meningkatkan penyakit, bukan melindungi diri dari infeksi berikutnya.
“Fenomena ADE sejauh ini baru terlihat pada dengue. Keberadaan fenomena ADE pada kasus MERS, SARS, ebola, dan HIV hanya ditemukan in silico (simulasi komputer) dan in vitro (percobaan di cawan petri laboratorium). Tidak menggambarkan fenomena di manusia,” kata Kusnadi.
Menurut dia, reaksi ADE pada umumnya dapat dilihat sejak pengembangan vaksin di uji praklinis pada hewan. Sementara itu, uji praklinis vaksin covid-19 Sinovac tidak menemukan kejadian ADE pada hewan yang sudah divaksinasi.
“Bahkan hewan yang sudah divaksinasi ini mampu bertahan setelah dipaparkan dengan virus SARS-CoV-2,” ujar dia.
sumber:medcom